menu

Senin, 01 November 2010

Tugas Fisika XI Multimedia

Selesaikan soal-soal berikut beserta caranya:
 
1.   Air mengalir melalui sebuah pipa mendatar yang luas penampangnya berbeda, penampang X = 8 cm2, kecepatan air adalah 3 cm/s. Tentukanlah :
      a.  Kecepatan air pada penampang Y yang luasnya 2 cm2. (jawab : 12 cm/s)
      b.  Beda tekanan antara X dan Y   (jawab : 6,75 N/m2)
2.  Pesawat terbang modern dirancang untuk gaya angkat kira-kira 1300 N per m2 penampang sayap. Anggap udara mengalir melalui sayap sebuah pesawat terbang dengan garis arus aliran udara. Jika kecepatan aliran udara yang melalui bagian yang lebih rendah adalah 100 m/s. Berapa kecepatan aliran udara di sisi atas sayap untuk menghasilkan gaya angkat sebesar 1300 N/m2 pada tiap saya. (Massa jenis udara 1,3 kg/m3). (jawab : 20√30   m/s)
3.   Tiap sayap sebuah pesawat terbang memiliki luas penampang 25 m2. jika kelajuan udara bagian bawah sayap adalah 50 m/s dan pada bagian atasnya 70 m/s. Tentukanlah berat pesawat itu. (anggap pesawat terbang mendatar pada kelajuan tetap pada ketinggian di mana massa jenis udara sama dengan 1 kg/m2, juga anggap semua gaya angkat dihasilkan oleh kedua sayap). (jawab : 60.000 N).
»»  Baca Selengkape...

Terapkan Pendidikan karakter di sekolah, budaya Jawa harus diperhatikan

Purworejo –Budaya Jawa seharusnya diperhatikan ketika suatu sekolah akan menerapkan pendidikan karakter. Pasalnya nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah budaya Jawa banyak yang mengajarkan tentang penghormatan dan tata krama. Pendapat itu disampaikan Waka Kurikulum SMK TI, Ibnu Haris, saat bincang-bincang ringan di ruang guru SMK TI Kartika Cendekia, Purworejo, Senin pagi (01/11).
Lebih lanjut Haris mengatakan jika budaya Jawa ditanamkan dengan benar, akan menciptakan kepribadian yang santun. Namun Haris menegaskan, nilai-nilai budaya Jawa yang ditanamkan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai agama. “Poin penting dari pendidikan karakter adalah bagaimana membentuk kepribadian muslim yang berakhlak mulia,” jelasnya.
Pola pendidikan karakter dengan mengangkat kearifal lokal, yaitu budaya, rencananya akan diterapkan di SMK TI Kartika Cendekia dalam waktu dekat. Tim pengembang sekaligus Waka Kesiswaan SMK TI, Soiman, juga menjelaskan bahwa selama ini nilai-nilai budaya Jawa banyak yang sudah luntur, sehingga perlu diangkat kembali tapi dengan memilah-milah, mana nilai budaya yang seharusnya diterapkan dan mana budaya yang tidak perlu diambil. (hcp-red)
»»  Baca Selengkape...

Sabtu, 30 Oktober 2010

Semangat Kedaerahan Masih jadi Kendala

Purworejo– Kepala SMK TI Kartika Cendekia, Agus Setya Ardiyanto, menilai semangat sempit kedaerahan sebagian Bangsa Indonesia masih menjadi kendala menumbuhkan semangat kebangsaan atau nasionalisme.
Penegasan itu disampaikan Agus dalam sambutannya di Upaca Bendara Memperingati Hari Sumpah Pemuda SMK TI, 28/10/2010, di lapangan besar SMK TI.
Menurut Agus tidak jarang semangat kedaerahan meledak menjadi konflik horizontal seperti  di Tarakan Kalimantan Timur (Kaltim) September lalu.
“Bangsa ini memang masih terus berproses menjadi bangsa besar yang satu. Dalam prosesnya terjadi gerakan separatisme atau konflik kedaerahan seperti di Tarakan. Persoalan suku, agama dan ras (Sara) harus bisa ditangani dengan baik,” katanya.
Agus mengajak melalui momentum peringatan ke-82 Hari Sumpah Pemuda, seluruh elemen bangsa lebih mengutamakan semangat nasionalisme atau kebangsaan. Lebih khususnya Agus mengajak kepada anak didik SMK TI untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan baik intern sekolah maupun ekstern. (hcp-red)
»»  Baca Selengkape...

Jumat, 29 Oktober 2010

Siswa SMK Harus Pandai Berjualan

Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tidak sekadar dituntut memiliki keterampilan dalam menghasilkan suatu karya, tapi juga harus pandai menjual barang yang dihasilkan.
Hal itu disampaikan Waka Humas SMK TI Kartika Cendekia, Sigit Prasetyo, S.Pd, saat pertemua rutin sekolah di Unit Usaha Warnet KC1, Jalan WR. Supratman no. 19 Purworejo, Rabu (28/10).
Sigit mengatakan program kewirausahaan harus digalakkan di SMK. Salah satunya dengan mendirikan business center dengan menjual barang yang berkaitan dengan jurusan yang ada di SMK itu.
Misalnya SMK yang memiliki jurusan Perakitan Komputer, sebaiknya menjual komputer lengkap dengan segala perangkatnya. 
“Nantinya siswa diminta mengambil barang di business center itu, lalu menjualnya kepada keluarga maupun masyarakat umum. Jadi siswa belajar menjadi penjual,” terangnya.
"Untuk yang jurusan Multimedia bisa menyediakan jasa desain grafis atau vidio shooting. Siswa bisa melakukan ini minimal untuk keluargnya dulu", imbuhnya, sambil menghabiskan snak yang ada ditangannya.  (hcp-red)
»»  Baca Selengkape...

Rabu, 27 Oktober 2010

Polusi Timbal Bikin Bodoh!

Pencemaran udara di kota-kota besar Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Polutan yang berasal dari pembakaran kendaraan bermotor yang mengandung timbal dapat membuat anak-anak tumbuh menjadi generasi yang tidak cerdas.
Bensin bertimbal masih digunakan di Indonesia. Baru beberapa kota saja yang sudah mengganti bensin dengan bensin tanpa timbal. Sungguh sangat disayangkan, mengingat hampir seluruh negara di wilayah Asia sudah tidak menggunakan bensin bertimbal.
“Tinggal Indonesia dan Laos,” ujar Ir. Puji Lestari, Ph.D, ahli polusi udara dari ITB, tentang negara yang masih memakai bensin bertimbal.
Thailand mengganti bahan bakar, terutama untuk transportasi publiknya, dengan gas, sehingga tingkat cemaran udara yang mengandung timbal sudah menurun drastis. Terbukti, ujar staf pengajar dan peneliti di Teknik Lingkungan ITB ini penggantian bahan bakar tersebut berpengaruh besar terhadap kadar timbal di udara.
Setahun setelah tidak menggunakan timbal pada bahan bakar, terjadi penurunan polusi yang signifikan. Hal yang sama terjadi di Jakarta tahun 2001-2002 seperti dilakukan Pusarpedal,” tuturnya.
IQ Turun
Timbal sebagai polutan berdampak buruk bagi kesehatan. Golongan yang sangat rentan terpapar timbal adalah anak-anak yang sedang bertumbuh kembang, juga wanita hamil dan menyusui. Timbal merusak susunan saraf pusat, sehingga bisa menyebabkan keguguran atau anak lahir dengan retardasi mental.
Sementara pada anak, penelitian yang dilakukan oleh DR. Puji, menunjukkan hal yang mengenaskan. Dari 400 murid yang jadi responden, kadar timbal dalam darahnya rata-rata sudah melampaui ambang batas 10 mkg/dL.
Analisis kadar timbal dilakukan dengan mengambil sampel darah setiap siswa tersebut. Ditambahkan doktor lulusan Illinois Institute of Technology, AS ini cara yang dilakukannya adalah yang paling mudah dan cepat. Juga memberikan indikasi yang jelas terhadap pencemaran timbal dalam tubuh.
Sifat timbal berakumulasi dalam darah bisa mengindikasikan berapa banyak kadarnya. Selagi orang masih terpapar udara yang mengandung timbal, timbal akan terus ada di dalam darahnya.
Cara lain untuk mengetahui kadar timbal adàlah analisis rambut. Dijelaskan oleh Dr. Agustin Kusumayati, MSc., staf pengajar Kesehatan Lingkungan FKM UI, bila rambut yang dianalisis, biasanya kadar timbalnya sudah tinggi.
Tubuh sebenarnya mampu mengeluarkan timbal. Diperlukan waktu 35 hari untuk mengeluarkannya. Sayangnya, bila setiap hari tubuh terpapar timbal, tidak ada waktu untuk mengeluarkannya. Akibatnya, timbal akan menumpuk di dalam tubuh.
Bila sudah sampai terakumulasi di dalam tulang, akan sulit dikeluarkan. Kalau sudah begini, perlu waktu lama untuk mengeluarkannya.
Dampak timbal yang melebihi ambang batas dalam tubuh anak, bisa menurunkan kecerdasan intelektual (IQ) dan konsentrasi. Hingga ambang 10 mkg/dL, IQ anak bisa turun hingga 2,5 poin. Beberapa penelitian yang dilakukan di luar negeri menyebutkan, penurunan itu sampai 5,7 poin. Dalam konsentrasi yang lebih tinggi, lebih dari 30 mkg/dL, dapat menyebabkan anemia.
Konsumsi Kalsium
Menurut DR. Puji, anak yang mempunyai kadar timbal lebih dari ambang batas hendaknya diberi suplemen kalsium. Konsumsi makanan tinggi kalsium akan mengisolasi tubuh dari paparan timbal yang baru.
Dengan kata lain, paparan timbal yang baru akan dihadang oleh kalsium, sehingga tidak bisa masuk ke dalam aliran darah. Dengan begitu, timbal yang ada dalam darah bisa keluar. Di luar negeri, dikatakan Puji, kelasi pada anak sudah biasa dilakukan untuk membantu mengeluarkan timbal.
Pencemaran udara yang disebabkan pembakaran bahan bakar, terutama dari sektor transportasi, berkontribusi cukup besar. Karena itu, sudah selayaknya dilakukan penanggulangan berupa manajemen lalu lintas yang baik dan mengganti bahan bakar bertimbal dengan bahan bakar tanpa timbal.
Di sisi lain, untuk meminimalisasi paparan timbal terhadap anak, orangtua hendaknya membekali saputangan untuk menutup mulut dan hidung saat ada polusi udara. Memang tidak terlalu efektif, terlebih partikel timbal cukup kecil ukurannya, sehingga masih ada kemungkinan untuk melewati saputangan.
“Tetapi, cara itu lebih baik daripada tidak menggunakan sapu tangan sama sekali,” ujar DR Puji.
Mereka juga perlu diberi makanan berkalsium tinggi.
Tak Ada Beda antara Murid Perempuan dan Laki-laki
Penelitian ini melibatkan 400 siswa dari 40 SD di 25 kecamatan di Kota Bandung. Seluruh siswa diambil darahnya untuk dilakukan pengujian kadar timbal.
Dari pengukuran kadar timbal dalam darah atau blood lead level (BLL), rata-rata adalah 14,133 mkg/dL. Dari 400 siswa tersebut sebanyak 34,5 persen memiliki kadar timbal dalam darah kurang dari 10 mkg/dL dan 65,5 persen lebih dari 10 mkg/dL!
Rata-rata kadar timbal tertinggi ditemukan pada kelompok anak usia 11 tahun yaitu 17 mkg/dL serta kelompok usia 10 tahun, sebesar 14,746 mkg/dL. Kadar timbal terendah ada pada kelompok anak usia 7 tahun, yaitu 12,191 mkg/dL.
Setengah dari jumlah responden juga menjalani pengujian IQ. Meski tidak dilaporkan nilainya, hasil pengujian itu menunjukkan kadar timbal berbanding terbalik atau berkorelasi negatif dengan poin IQ anak.
Responden dengan kadar timbal tinggi menunjukkan poin IQ yang menurun. Ini berarti, kadar timbal yang tinggi menurunkan tingkat kecerdasan anak. Bukan hanya itu, kadar timbal tinggi juga mengganggu konsentrasi belajar anak.
Berdasarkan data, rata-rata BLL anak laki-laki adalah 14,766 mkg/dL, dan anak perempuan 13,745 mkg/dL. Hasil tersebut menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap BLL, Baik anak laki-laki maupun perempuan memiliki risiko yang sama untuk terpapar timbal.
Dari 400 anak yang diambil contoh darahnya, sekitar 40,8 persen berusia 9 tahun dan 8 tahun sekitar 29,8 persen. Anak termuda berusia 5 tahun dan tertua 11 tahun. Mayoritas siswa yang dilibatkan adalah pelajar kelas 3 SD, sebanyak 38,5 persen dan kelas 4 SD sekitar 37 persen.
Dari jenis kelamin, jumlah anak laki-laki yang terlibat 172 orang atau 43 persen, sisanya anak perempuan. Mayoritas anak berasal dari keluarga golongan menengah sebanyak 156 anak (39 persen).
Rata-rata pengeluaran per bulan untuk kebutuhan sehari-hari Rp 501 ribu — 10 juta. Mayoritas pekerjaan orangtua adalah pedagang, sebanyak 136 orang, dan pegawai swasta 114 orang.
»»  Baca Selengkape...

Selasa, 26 Oktober 2010

PURWOREJO BERIRAMA?

Bila kita sejenak luangkan waktu untuk berjalan-jalan di kota Purworejo saat ini, pasti sangat berbeda sekali rasanya bila dibandingkan berjalan-jalan 10 tahun yang lalu. Dulu Purworejoku yang terkenal Berirama, memang bener-bener Berirama. Kiri kanan jalan bersih, tata kota yang indah, parkir tidak semrawut, pedagang yang tertib, bahkan spanduk dan baleho tidak ada yang terpasang sembarangan.Tapi untuk saat ini mungkin kita harus menahan nafas dulu, bersabar, menunggu penataan dan perbaikan seperti dulu lagi bahkan mungkin perbaikan yang lebih baik lagi.

Satu hal yang perlu menjadi perhatian khusus yaitu tentang fungsi trotoar. Hak pejalan kaki telah disrobot oleh para pedagang yang menjajakan dagangannya di trotoar. Bukan hanya pedagang asongan, pedagang kaki lima, bahkan pemilik tokopun menggelar dagangannya sampai trotoar hingga menutup akses jalan bagi pejalan kaki. Lihat saja, toko-toko di sepanjang jalan A Yani, sepanjang jalan KHA Dahlan, Kios Soto di sebelah barat patung WR Supratman, bengkel-bengkel motor dan masih banyak lagi yang tidak disebutkan.

Barangkali para penyrobot hak jalan ini tidak merasa dirinya menyrobot, karena mereka memang sudah membayar retrebusi dan pajak. Untuk itu, sudah semestinya kita sebagai masyarakat yang baik, marilah kita bersama-bersama belajar, menempatkan sesuatu sesuai fungsi dan kegunaannya. Jangan beralasan telah membayar sekian rupiah, lantas kita mengabaikan hak orang lain di sekitar kita.
»»  Baca Selengkape...

Penyelam (cerita pembuka)

Suatu hari seorang penyelam sedang melihat-lihat terumbu karang pada kedalaman 8 meter. Tiba -tiba ia melihat seseorang berada di sampingnya. Ia terkejut karena orang tersebut tidak memakai peralatan selam.

Penyelam lalu turun lagi sampai ke kedalaman 15 meter. Ia terkejut melihat orang yang tadi di sebelahnya menyusulnya.

Penyelam turun lagi, sampe 25 meter, eh... orang yang tadi turut ngikutin sampai di 25 meter. Penyelam makin heran, dan ia mendekati orang tersebut sambil memberikan white board dengan pensil 2B-nya dengan tulisan: "Hebat bener kamu... gimana caranya sampe ke kedalaman begini tanpa memakai alat selam?"

Orang itu mengambil white boardnya dan menulis: "Tolongin, saya tenggelam!"

Cerita penyelam diatas saya ingin mengajak teman2 untuk tersenyum. Menikmati indahnya dihari ini, bisa berkumpul dan bercanda bersama keluarga. Selamat menikmati liburan dan berkumpul bersama keluarga. Teriring doa, semoga Allah melimpahkan kesehatan selalu untuk anda dan keluarga. Amin

»»  Baca Selengkape...