menu

Selasa, 26 Oktober 2010

PURWOREJO BERIRAMA?

Bila kita sejenak luangkan waktu untuk berjalan-jalan di kota Purworejo saat ini, pasti sangat berbeda sekali rasanya bila dibandingkan berjalan-jalan 10 tahun yang lalu. Dulu Purworejoku yang terkenal Berirama, memang bener-bener Berirama. Kiri kanan jalan bersih, tata kota yang indah, parkir tidak semrawut, pedagang yang tertib, bahkan spanduk dan baleho tidak ada yang terpasang sembarangan.Tapi untuk saat ini mungkin kita harus menahan nafas dulu, bersabar, menunggu penataan dan perbaikan seperti dulu lagi bahkan mungkin perbaikan yang lebih baik lagi.

Satu hal yang perlu menjadi perhatian khusus yaitu tentang fungsi trotoar. Hak pejalan kaki telah disrobot oleh para pedagang yang menjajakan dagangannya di trotoar. Bukan hanya pedagang asongan, pedagang kaki lima, bahkan pemilik tokopun menggelar dagangannya sampai trotoar hingga menutup akses jalan bagi pejalan kaki. Lihat saja, toko-toko di sepanjang jalan A Yani, sepanjang jalan KHA Dahlan, Kios Soto di sebelah barat patung WR Supratman, bengkel-bengkel motor dan masih banyak lagi yang tidak disebutkan.

Barangkali para penyrobot hak jalan ini tidak merasa dirinya menyrobot, karena mereka memang sudah membayar retrebusi dan pajak. Untuk itu, sudah semestinya kita sebagai masyarakat yang baik, marilah kita bersama-bersama belajar, menempatkan sesuatu sesuai fungsi dan kegunaannya. Jangan beralasan telah membayar sekian rupiah, lantas kita mengabaikan hak orang lain di sekitar kita.

4 komentar:

  1. "uang bukan segalanya, memang tanpa uang kita tak dapat hidup, tetapi tidak seharusnya uang dijadikan haknya untuk hal-hal yang tidak baik.
    untuk para pedagang asongan ataupun pedagang yang lainnya, tidak seharusnya menjual dagangannya di pinngir jalan, karena akan berbahaya bagi penggna jalan baik, pengendara maupun pejalan kaki.
    Para pedagang dapat menjual dagangannya di pasar atau toko2 yang telah disediakan oleh pemerintah. Dan untuk pengendara yang menyerobot hak pejalan kaki seharusnya lebih berfikir lagi, apa bahaya yang akan didapat,selain berbahaya untuk pejalan kaki sendiri, juga berbahaya bagi pengendara2 yang lainnya. Dan untuk menanggapi hal tersebut seharusnya pemerintah lebih memikirkan lagi tentang tata tertib jalan, dan kita sebagai penerus bangsa seharusnya lebih berhati-hati dalam penggunaan jalan raya.
    by:Sitty chotimah XI/TKJ

    BalasHapus
  2. ya purworejo dulu memang sangat berirama.
    dan bagi para penyerobot jalan tak seharusnya mereka merasa yang paling berhak karena mereka telah membayar pajak, merekahars merasa bahwa trotoar itu di buat untuk pejalan kaki dan kalau trotoar itu di gunakan tidak pada fungsinya akan mengakibatlkan banyak kecelakaan di jalan-jalan karena keegoisan para pedagang asongan, kaki lima,pemilik toko,dll yang merebut hak mereka.

    BalasHapus
  3. kadang saya bertanya dalam hati"masihakah purworejo yang sekarang pantas disebut purworejo berirama?????????"
    sedangkan dalam kenyataannya kini pueworejo telah berubah suasanya. sebagai warga purworejo, seharusnya kita bisa menjaga nama baik purworejo.
    Dalam hal ini, sangat dibutuhkan kesadaran dari masing-masing individu...
    Selain itu juga dibutuhkan perhatian dari pemerintah kabupaten purworejo untuk memberikan sosialisasi kepada purworejo. Khususnya bagi para pedagang agar dapat menjaga ketertiban dengan cara tidak sembarangan memilih tempat untuk berdagang(trotoar)

    BalasHapus
  4. Menjaga lingkungan tetapsehat itu sangat sulit sehingga kita harus benar-benar mau menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat dengan kesadaran diri sendiri,tetapi merusaknya sangatlah mudah maka dari itu mulai dari sekarang kita harus belajar untuk menjaga lingkungan kita,supaya lingkungan yang terlanjur semwrawut bisa menjadi lebih rapi. dan untuk para pedagang jangan hanya mementingkan kepentingan diri sendiri utamakanlah kepentingan umum. berusaha mencari uang denga dengan cara yang tidakmengganggu keadaan orang lain. karena uang bukanlah segala-galanya. Untuk para pengendara jangan seenaknya sendiri mengendarai kendaraanya dengan sesukanya dan membuat para pejalan kaki resah, karena dapat menyebabkan kecelakaan. seharusnya kita sama-sama saling mengerti antara kepentingan sendiri dan orang lain. mari kembalikan purworejo seperti dulu.

    BalasHapus